Jumat, 18 Desember 2009


Multiple Nuclei Zone Teory
(Teori Pusat Berganda)


A. Struktur Multiple Nuclei Zone Teory (Teori Pusat Berganda)
Teori Pusat Berganda (Harris dan Ullman,1945) menyatakan bahwa DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu “growing points”. Zona ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti “retailing” distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain (Yunus, 2000:49). Namun, ada perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori Pusat Berganda terdapat banyak DPK atau CBD dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar.
Multi-Nuclei Teori, dalam ilmu sosial, sebuah model perkotaan di lahan yang tumbuh dari beberapa kota mandiri poin dibandingkan dari satu pusat bisnis. Setiap titik yang bertindak sebagai pusat pertumbuhan untuk suatu jenis pemanfaatan lahan, seperti industri, ritel, atau berkualitas tinggi perumahan. Karena memperluas, mereka bergabung untuk membentuk satu wilayah kota. Berbagai-nuclei adalah yang paling rumit di kota-tanah menggunakan model dan satu-satunya yang memberikan beberapa informasi tentang perkembangan kota-kota di negara berkembang.
Nuclei beberapa model yang merupakan model ekologis melahirkan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman di 1945 artikel "The Nature of Cities." Model menjelaskan tata letak kota. Ia mencatat bahwa sementara kota mungkin telah dimulai dengan pusat bisnis, industri serupa dengan tanah-biasa digunakan dan keuangan persyaratan yang didirikan di dekat satu sama lain. Kelompok ini sangat mempengaruhi langsung lingkungan. Hotel dan restoran di sekitar bandar udara musim semi, misalnya. Jumlah dan jenis nuclei menandai pertumbuhan kota.
Teori dibentuk berdasarkan gagasan bahwa ada orang yang lebih besar akibat peningkatan gerakan kepemilikan mobil. Meningkatkan gerakan ini memungkinkan untuk spesialisasi daerah pusat (misalnya, industri berat, bisnis taman). Perkotaan adalah struktur pengaturan penggunaan tanah di perkotaan. Sociologists, ekonom, dan geographers telah mengembangkan beberapa model, di mana menjelaskan berbagai jenis usaha dan masyarakat cenderung ada di dalam perkotaan pengaturan. Tiga model yang dijelaskan dalam artikel ini. Struktur perkotaan juga dapat merujuk pada struktur tata ruang perkotaan, yang kekhawatiran pengaturan dari ruang publik dan swasta di kota-kota dan sudut konektivitas dan aksesibilitas.
Geographers CD Harris dan EL Ullman mengembangkan beberapa nuclei model 1945. Menurut model ini, sebuah kota yang berisi lebih dari satu pusat kegiatan sekitar yang berputar. Beberapa kegiatan yang tertarik ke node tertentu sementara yang lain mencoba untuk menghindari mereka. Misalnya, sebuah universitas node Mei menarik penduduk berpendidikan baik, pizzerias, dan toko buku, sedangkan yang menarik bandara Mei hotel dan gudang. Bertentangan lahan kegiatan akan menghindari kekelompokan di wilayah yang sama, menjelaskan mengapa industri berat dan tinggi pendapatan perumahan jarang ada di lingkungan yang sama.
Struktur kota yang seperti sangat jelas terlihat pada kota-kota raksasa seperti kota megapolis atau kanurbasi yang merupakan gabungan kota-kota besar. Struktur ruang kota menurut teori inti berganda adalah sebagai berikut:

Gambar
Struktur ruang kota model pusat berganda


 









Keterangan :
1.     Pusat kota atau Central busness Distrik (CBD)
2.    Kawasan niaga dan industry pangan
3.    Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah
4.    Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah
5.    Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi
6.    Pusat industry berat
7.    Pusat niaga perbelanjaan di pinggiran
8.    Upkota, untuk kawasan masyawisma dan adiwisma
9.    Upakota (suburb) kawasan industri
Model diatas menunjukkan bahwa kota-kota besar akan mempunyai sruktur yang terbentuk atas sel-sel (cellular sructure) dimana penggunaan lahan yang berbeda-beda akan berkembang di sekitar titik-titik pertumbuhan (growing points) atau “nuclei” di dalam daerah perkotaan. Gambar diatas mengisyaratkan adanya beberapa kesamaan antara teori konsentris dan sector.
Butir pertama adalah pada “setting” CBD yang relative memang terletak di tengah sel-sel yang lain karena berfungsi sebagai salah satu “growing Points”. Butir kedua mengenai perbatasan zone, 1, 2, 3, 4, 5 yang masing-masing berbatasan langsung dalam arti bahwa zona 1 berbatasan langsung dengan zona 2, zona 2 berbatasan langsung dengan zona 3, dan seterusnya. Butir 3 mengungkapkan adanya “distandecay principle” juga walau pada teori sector hal ini sangat samar-samar namun pada teori pusat kegiatan ganda ide ini nampak lagi walau tidak sejelas pada teori konsentris. Butir 4 adalah keberadaan “zona permukiman kelas rendah yang selalu berasosiasi dengan lokasi  wholesale light manufacturing”. Ketersediaan lapangan pekerjaan, akomodasi yang murah kiranya mengarahkan terciptanya asosiasi ini.
Sementara itu beberapa perbedaan memang dapat terlihat. Butir pertama menyangkut lokasi CBD juga. Kalau dalam teori konsentris CBD betul terletak di tengah kota secara sempurna dalam artian jarak dari batas terluar kota relative sama, namun teori sector dan kegiatan ganda tidaklah demikian. Butir kedua menyangkut jumlah CBD sebagai “growing point”. Dalam teori sector dan konsentris terdapat satu CBD (unicentered theories), tetapi dalam teori pusat kegiatan ganda terdapat lebih dari satu business district. Butir ketiga berhubungan dengan persebaran keruangannya. Dalam teori konsentris tercipta model konsentris sempurna, dalam teori sektoral bersifat sectoral dan modifikasi konsentris sedang sifat konsentris pada teori kegiatan berganda nampak samar, tetapi bersifat “cellular”.
Berikut penjelasan mengenai masing-masing zona dalam teori pusat kegiatan berganda :

·         Zona 1: Central Business District
Seperti halnya teori konsentris dan sector, zona ini berupa pusat kota yang menampung sebagian besar kegiatan kota. Zona ini berupa pusat fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat district spesialisasi pelayanan, seperti “retailing” distrik khusus perbankan, theater dan lain-lain.

·         Zona 2: Wholesale Light Manufacturing
Oleh karena keberadaan fungsi sangat membutuhkan jasa angkutan besar maka fungsi ini banyak mengelompok sepanjang jalan kereta api dan dekat dengan CBD. Zona ini tidak berada di sekeliling zona 1 tetapai hanta berdekatan saja. Sebagaimana “wholesale”, “Light manufacturing” yaitu: transportasi yang baik, ruang yang memadai, dekat dengan pasar dan tenaga kerja.

·         Zona 3: Daerah Permukiman Kelas Rendah
Permukiman memang membutuhkan persyaratan khusus. Dalam hal ini ada persaingan mendapatkan lokais yang nyaman antara golongan berpenghasilan tinggi dengan golongan yang berpenghasilan rendah. Hasilnya sudah dapat diramalkan bahwa golongan tinggi akan mendapatkan daerah yang nyaman dan golongan rendah akan memperoleh daerah yang kurang baik. Zona ini mencerminkan daerah yang kurang baik untuk permukiman sehingga penghuninya umumnya dari golongan rendah dan permukimannya juga relative lebih jelek dari zona 4. Zona ini dekatdengan pabrik-pabrik, kalan kereta api dan drainase jelek.

·         Zona 4: Daerah Permukiman Kelas Menengah
Zona ini tergolong lebih baik dari pada zona 3 baik dari segi fisik maupun penyediaan fasilitas kehidupannya. Penduduk yang tinggal disini pada umumnya mempunyai penghasilan lebih tinggi dari pada penduduk zona3.
·         Zona 5: Daerah Permukiman Kelas Tinggi
Zona ini mempunyai kondisi paling baik untuk permukiman dalam artian fisik maupun penyedian fasilitas. Lingkungan alamnya pun menjajikan kehidupan yang tenteram, aman, sehat dan menyenangkan. Hanya golongan penduduk yang berpenghasilan tinggi yang mampu memiliki lahan dan rumah disini. Lokasinya relatife jauh dari CBD, industry berat dan ringan, namun untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari didekatnya dibangun Business District baru yang fungsinya tidak kalah dengan CBD. Pusat-pusat baru seperti kampus, pusat rekreasi, taman-taman sangat menarik perkembangan permukiman menengah dan tinggi.

·         Zona 6: Heavy Manufacturing
Zona ini merupakan konsentrasi pabrik-pabrik besar. Berdekatan dengan zona ini biasanya mengalami berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran udara, kebisingan, kesemerawutan lalu lintas dan sebagainya, sehinnga untuk kenyamanan tempat tinggal tidak baik, namun di daerah ini terdapat berbagai lapangan pekerjaan yang banyak. Adalah wajar apabila kelompok penduduk perpenghasilan rendah bertempat tinggal dekat dengan zona ini.

·         Zona 7: Business District Lainnya
Zona ini muncul untuk memenuhi kebutuhan penduduk zona 4 dan5 dan sekaligus akan menarik fungsi-fungsi lain untuk berada di dekatnya. Sebagai salah satu pusat (nuclei) zona ini akan menciptakan suatu pola tata ruang yang berbeda pula, sehingga tidak mungkin terciptanya pola konsentris, tetapi membentuk sebaran “cellular” lagi sesuai dengan karakteristik masing-masing.

·         Zona 8: Zona Tempat Tinggal Di Daerah Pinggiran
Zona ini membentuk komunitas tersendiri dalam artian lokasinya. Penduduk disini sebagian besar bekerja di pusat-pusat kota dan zona ini semata-mata digunakan untuk tempat tinggal. Walaupun demikian makin lama akan makin berkembang dan menarik fungsi lain juga, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan lain-lain. Proses perkembangannya akan serupa dengan kota lama.

·         Zona: 9 Zona Industri Di Daerah Pinggiran
Sebagaiman perkembangan industry-industri lainnya unsure transportasi selalu persyaratan untuk hidupnya fungsi ini. Walaupun terletak di daerah pinggiran zona ini di jangkau jalur transportasi yang memadai. Sebagai salah satu pusat (nuclei) pada perkembangan selanjutnya dapat menciptakan pola-pola persebaran keruangannya sendiri dengan proses serupa.


B. Keunggulan Teori
Model pertumbuhan kota lanjutan oleh  CD Harris and EL Ullman (sejarah dari American Academy of Sosial dan Ilmu Politik. 242) Berdasarkan fakta bahwa banyak kota dan hampir semua kota besar tumbuh sekitar nuclei banyak daripada yang sederhana sekitar CBD. Beberapa nuclei yang pra-pemukiman yang ada, yang lain timbul dari urbanisasi dan eksternal ekonomi. Tanah khusus digunakan karena zona mengembangkan beberapa kegiatan mengusir saling; perumahan berkualitas tinggi umumnya tidak muncul di samping industri daerah, dan kegiatan lain yang tidak mampu tingginya biaya yang paling diidamkan lokasi. Mengembangkan industri baru di daerah suburban lokasi karena mereka memerlukan akses mudah, dan daerah terpencil dapat mengembangkan usaha untuk alasan yang sama. Sedangkan layout model standar umumnya di sebagian besar buku-buku referensi, lokasi dari berbagai sektor yang sangat jauh lebih bervariasi, dalam kontras dengan model konsentris.
Teori ini memiliki pola pikir bahwa semakin banyak pusat atau inti maka semakin seimbang pula kegiatan kota mengingat aktifitas yang terkonsentrasi pada suatu tempat akan menimbulkan banyak masalah seperti kepadatan. Tingkat pemenuhan kebutuhan suatu wilayah bias di seimbangkan dengan memperbanyak nuclei sebagai pusat kota/wilayah.
Teori ini juga bisa sebagi acuan dalam perencana skala proyeksi sebab kemungkinan yang terjadi dimasa yang akan datang dapat di atasi dengan banyaknya pilihan pusat kegiatan wilayah. Teori pusat berganda (Harris dan Ullman, 1945) DPR atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relative di tengah-tengah sel–sel lainnya dan berfungsi sebagai salah in growing points. Zona ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti retalling distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain (yunus, 200-49). Namun, ada perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada teori pusat berganda terdapat banyak DPR atau CBD dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar.

C. teori yang bertentangan
Teori pusat berganda (multiple nuclei) dari CD Harris and EL Ullman (1945). Teori ini merupakan bentuk kritikan terhadap teori konsentrik Burgess, struktur ruang kota dapat terjadi dalam suatu kota terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan baru menyebabkan adanya beberapa inti dalam perkotaan, misalnya wilayah perindustrian, pelabuhan, kompleks perguruan tinggi dan kota-kota kecil di sekitar kota besar.
·         Teori Konsentris (Burgess,1925)
Model ini adalah yang pertama untuk menjelaskan pembagian kelompok sosial di perkotaan. Berdasarkan satu kota, Chicago, itu dibuat oleh sosiolog Ernest Burgess [1] pada tahun 1924. Menurut model ini, sebuah kota tumbuh ke luar dari titik pusat dalam serangkaian berdering. Cincin yang paling dalam merupakan pusat bisnis. Ini dikelilingi oleh cincin yang kedua, maka zona transisi, dan industri yang berkualitas miskin perumahan. Ketiga berisi cincin perumahan untuk kelas bekerja dan disebut sebagai zona independen pekerja rumah. Cincin yang keempat telah lebih baru dan lebih besar rumah-rumah yang biasanya diduduki oleh kelas menengah. Cincin ini disebut sebagai zona yang lebih baik Residences. Cincin paling luar yang disebut commuter dari zona. Zona ini merupakan orang-orang yang memilih untuk tinggal di perumahan suburbs dan mengambil harian hukuman ke CBD untuk bekerja.
Teori Konsentris (Burgess,1925) yang menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau Central Bussiness District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota. DPK atau CBD tersebut terbagi atas dua bagian, yaitu: pertama, bagian paling inti atau RBD (Retail Business District) dengan kegiatan dominan pertokoan, perkantoran dan jasa; kedua, bagian di luarnya atau WBD (Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala besar, seperti pasar, pergudangan (warehouse), dan gedung penyimpanan barang supaya tahan lama (storage buildings).
·         Sektoral model
Kedua teori struktur perkotaan di 1939 telah diusulkan oleh seorang ekonom bernama Homer Hoyt. sektor model, diusulkan sebuah kota yang berkembang di sektor bukan berdering. Daerah-daerah tertentu dari kota yang lebih menarik untuk berbagai kegiatan, baik oleh kesempatan atau alasan geografis dan lingkungan. Sebagai kota ini tumbuh dan berkembang dan memperluas kegiatan ke luar, mereka melakukannya di apit dan menjadi sektor kota. Jika suatu daerah sudah diatur untuk tinggi pendapatan perumahan, misalnya, baru pembangunan di kabupaten yang akan memperluas dari tepi luar.
Untuk beberapa derajat teori ini adalah perbaikan pada model konsentris daripada uraian radikal. Kedua Burgess dan Hoyt diklaim Chicago didukung model mereka. Burgess menyatakan bahwa Chicago dari pusat bisnis kota itu dikelilingi oleh serangkaian berdering, rusak hanya oleh Danau Michigan. Hoyt berpendapat bahwa perumahan terbaik dikembangkan utara dari pusat bisnis di sepanjang Lake Michigan, sedangkan industri besar terletak di sepanjang jalur kereta api dan jalan-jalan ke selatan, barat daya dan barat laut. Calgary, Alberta hampir sempurna sesuai Hoyt dari sektor model.
Referensi

EW Burgess (1924) "Pertumbuhan kota: pengantar riset proyek" Publikasi sosiologis dari Amerika Serikat, 18:85-97
Hoyt H (1939): "Struktur dan perkembangan lingkungan perumahan kota di Amerika" Washington DC; Federal Housing Administrasi
CD Harris dan Ullman EL (1945), "Sifat dari kota" sejarah dari Amerika Akademi Ilmu Sosial dan Politik 242: 7-17
Yunus, Hadi Sabari. 1999. Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka pelajar: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar